Sabtu, 17 Maret 2018

Artikel "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN"




Pada era globalisasi yang semakin canggih ini, perkembangan usaha bisnis ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan  pesaing. Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.
Agar dapat menarik minat dan perhatian konsumen untuk memutuskan membeli produk, perusahaan tentunya harus bisa memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, maka dari itu mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk dilakukan.
Menurut James F. Engel et al, mengatakan bahwa “consumer behavior is the defined as the acts of individuals directly involved in obtaining and using economic good service including the decision pprocess that precede and determine these acts” (perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Amirullah, 2002:2).  Contohnya, seseorang menjadi senang setelah mendengar melalui internet bahwa produk hp android lokal Advan, mengeluarkan tipe terbarunya yaitu Advan G2 dengan keutamaan kamera depan dan belakangnya, kemudian membelinya dan puas menggunakan telepon genggam tersebut.
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen tentunya melalui beberapa proses. Sebelum mengetahui proses perilaku konsumen hendaknya perlu diketahui mengenai tipe proses pembelian dari konsumen itu sendiri. Terdapat dua tipe pembelian yaitu, pertama, complex decision making yang mana proses ini terjadi apabila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Kedua, brand loyalti, pada proses ini konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan melalui proses sedikit pertimbangan.
Menurut schiffman dan Kanuk (2007: 16) pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Berikut ini tahapan proses pengambilan keputusan pembelian, antara lain; Pertama, proses pembelian melalui pengenalan kebutuhan konsumen yang mana pemasar melakukan identifikasi keadaan yang dapat memicu timbulnya kebutuhan konsumen. Kedua, setelah terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak dari berbagai sumber. Ketiga, mengevaluasi alternatif, dalam hal ini, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan ppertimbangan bagi konsumen untuk mengambil kepputpusan sesuai dengan manfaat, keterpercayaan merek dan biaya atau risiko yang akan diperoleh jika membeli suatu produk. Keempat, mengambil keputusan, yang mana setelah melakukan evaluasi dan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil keputusan. Kelima, evaluasi pembelian, setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi keputusan dan tindakannya dalam membeli.
Terjadinya proses pembelian suatu produk oleh konsumen tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. Secara garis besar, faktor-faktor tersebut terbagi  menjadi dua, yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri konsumen seperti pengalaman belajar, kepribadian, motivasi, sikap, persepsi, dan faktor  eksternal yang merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar seperti faktor budaya, faktor sosial yang terdiri dari kelompok referensi dan keluarga, faktor ekonomi, serta faktor bauran pemasaran.
Hal yang paling berpengaruh terhadap perilaku konsumen adalah faktor internal psikologi konsumen yang mana konsumen memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang berbeda-beda. Psikologi konsumen merupakan hubungan antara penciptaan suatu produk dan peluang penggunaannya oleh individu dengan proses-proses mental (psikologis) yaitu meliputi pemahaman tentang proses psikologi dalam diri konsumen sebagai individu maupun kelompok, aspek-aspek psikologi yang dipertimbangkan dalam strategi pemasaran maupun distribusi produk, riset pemasaran dalam konteks psikologi. Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari pengetahuan perilaku dasar. Proses internal psikologi konsumen terdiri dari persepsi, perhatian selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif.
Dalam mempelajari konsumen, terdapat alternatif lain, antara lain: Pertama, pendekatan interpretif yang merupakan pedekatan yang mengkaji perilaku konsumsi secara mendalam. Kedua, pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta ilmu sosiologi. Ketiga, pendekatan sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.

Sumber:
Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta
Amirullah dan Sri Budi Cantika, (2001), Manajemen Strategi, Graha Ilmu, Yogyakarta
Nugroho, Adi, 2002, Perilaku Konsumen, Studia Press, Jakarta
Schiffman, L.G. dan L.L. Kanuk, 2007, Consumer Behaviour, USA, New Jersey Prentice Hall
Suryani, Tatik, 2013, Perilaku Konsumen di Era Internet Implikasinya pada Strategi Pemasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta
Olson, Jerry dan Paul Peter. 2008. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, edisi ke-7 . New York: McGraw Hill.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar