Kamis, 13 Desember 2018

STANDAR AKUNTANSI ISLAM PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (LKS)


      Dimasa modern saat ini dengan segala kecanggihan teknologi, penghitungan laporan keuangan bisa sekaligus dilakukan oleh sistem komputer. Namun tentu saja hal itu memiliki risiko kesalahan input data maupun penghitungan apabila sistem mengalami eror atau terkena virus. Jika membandingkan hal tersebut dengan penghitungan laporan keuangan secara manual tentu saja lebih baik secara manual dengan memanfaatkan kecerdasan matematika seseorang dalam penghitungan akuntansi dengan lebih sedikit risiko yang ada.
      Berbicara mengenai akuntansi sendiri tentu saja tidak semerta-merta asal melakukan penghitungan, akan tetapi juga harus memerhatikan standar akuntansi yang telah ditentukan sesuai dengan lembaga terkait. Seiring dengan perkembangan lembaga keuangan islam seperti perbankan syariah, asuransi syariah, gadai syariah, dll dalam kegiatan penghitungan transaksi maupun laporan keuangannya tentu saja juga sesuai dengan ketentuan Islam, maka dari itu kini terdapat pula akuntansi Islam yang khusus diperuntukkan bagi lembaga keuangan syariah (LKS). 
      Akuntansi Islam mempunyai beberapa prinsip sebagaimana yang terdapat dalam Surat al-Baqarah ayat 282 yaitu prinsip pertanggungjawaban, prinsip keadilan, dan prinsip kebenaran. Akuntansi islam pastinya memiliki standar akuntansi islam/syariah yang dikenal dengan SAS. SAS ialah pernyataan standar akuntansi keuangan syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah yang mengacu kepada fatwa MUI. 
      Pada tanggal 26 Februari 1990, masyarakat akuntansi islam internasional membentuk Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dengan tujuan untuk menetapkan standar akuntansi internasional islam. Di indonesia sendiri pada 1 Mei 2002 disahkan PSAK 59 Akuntansi Perbankan Syariah dan Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah yang resi berlaku sejak 1 Januari 2003, setelah tiga tahun digunakan banyak kalangan yang merasa bahwa PSAK 59 hanya dapat digunakan untuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga pada tanggal 18 oktober 2005 IAI memberiskan respon dengan membentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) yang bertugas untuk merumuskan Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Terdapat tiga karakter kualitas produk KAS, yaitu. Pertama, merupakan aturan-aturan yang mencerminkan penjabaran dan prinsip-prinsip syariah yang berlandaskan pada al-Qur’an, as-Sunnah, dan Fatwa Jumhur Ulama. Kedua, mengacu pada pengaturan akuntansi atas transaksi syariah yang seharusnya dan bukan memfasilitasi kondisi pragmatic (praktik) atau kebuasaan yang tidak jelas landasan syariahnya. Ketiga, dirumuskan dengan mempertimbangkan asas kehati-hatian dan jika perlu dirinci lebih detail untuk menghindari penafsiran dan penerapan aturan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
      Pada tanggal 19 September 2006 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menyetujui untuk menyebarluaskan Exposure Draf PSAK Syariah yang terdiri dari kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah (KDPPLKS), PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah, PSAK 102 tentang akuntansi murabahah, PSAK 103 tentang akuntansi salam, PSAK 104 tentang akuntansi istishna, PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah, PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah. Dan pada tanggal 26 Februari 2008 IAI mengeluarkan Exposure draf PSAK syariah tambahan yaitu, ED PSAK 107 tentang akuntansi ijarah, ED PSAK 108 tentang akuntansi penyelesaian utang piutang murabahah, ED PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan infak. 
      Namun  seiring berlalunya tahun demi tahun dengan diiringi perkembangan teknologi maka beberapa PSAK tersebut diatas mengalami beberapa revisi. Seperti pada PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah yang dilakukan revisi terhadap ilustrasi laporan keuangan asuransi syariah yang mana revisi ini menggabungkan laporan perubahan dana tabarru’ dengan laporan surplus defisit underwriting  dana tabarru’ sehingga perubahan dana tabarru’  dan surflus defisit underwriting dana tabarru’  disajikan di laporan surplus defisit dana tabarru’. Hal ini sebagai dampak dari revisi PSAK 108 mengenai akuntansi asuransi syariah yaitu penyisihan manfaat polis masa depan disajikan laporan posisi keuangan sebagai liabilitas. Untuk lebih jelasnya mengenai revisi PSAK bisa membuka situs (http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan-/sas-efektif-12-sak-syariah-disahkan-tahun-2016 )

Disusun oleh:
Siti Rinakiyah (11523179)
Wahyu Pamungkas (11523137)
Jemiyah (11523125)
Santi Ermani (11523119)
Miftah Cleopatra (11523058)

Kamis, 05 April 2018

ANALISIS SWOT


BAB I

PENDAHULUAN

Hal-hal pokok yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan baik itu dalam bidang barang ataupun jasa adalah pemasaran, dalam era modern ini pengertian pemasaran bukan lagi bertemunya antara pembeli dan penjual, namun pemasaran dapat diiartikan dimana terdapat calon penjual dan pembeli hingga terjadi sebuah transaksi. Di era modern ini digital sangat berkembang pesat tanpa harus bertemu satu sama lain sudah dapat bertransaksi. Sehingga persaingan semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis berlomba-lomba ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar sehingga pelaku bisnis memberikan perhatian penuh pada srategi pemasaran yang dijalankan.
Hampir semua pelaku bisnis menggunakan kajian SWOT untuk menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan. Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportinuties, and threats) merupakan satu alat yang berguna bagi industri. Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weakness ( kelemahan) program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/ kesempatan).
Analisis SWOT merupakan teknik yang sederhana, mudah dipahami dan dapat diaplikasikan dalam menetukan atau merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan admistrasi. Sehingga SWOT tidak mempunyai akhir, artinya dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

1.      Apa pengertian Analisis SWOT?
2.      Apa saja manfaat Analisis SWOT?

1.      Mengetahui dan memahami penjelasan analisis SWOT
2.      Dapat dijadikan acuan dalam berbisnis dengan pengetahuan dasar analisis SWOT


A.    Pengertian Analisis SWOT
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah, meneliti terhadap perbuatan atau keadaan yang sebenarnya.[1]

Kata SWOT diterangkan secara lebih rinci melalui kata demi kata sebagai berikut:
S= Strength (kekuatan/potensi): Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau dimiliki, yang dianggap merupakan hal-hal yang baik dalam hal kelola lingkungan.
W= Weakness (kelemahan/masalah): Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau dimiliki, yang dirasakan atau dianggap sebagai hal-hal yang kurang baik atau kurang menyenangkan dalam hal kelola lingkungan.
O= Opportunity (kesempatan/peluang): Suatu keadaan atau kondisi baik yang ada atau yang sudah atau belum terjadi di dalam maupun di sekitar daerah dalam hal kelola lingkungan.
T= Threat (ancaman/hambatan): Suatu keadaan atau kondisi tidak baik yang ada atau yang sudah atau akan terjadi di dalam maupun di sekitar daerah yang dapat menghambat dan mengancam proses kelola lingkungan. [2]

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor yang untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( strengts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan  kelemahan (weakness) dan ancaman ( threats). Keputusan strategis perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT.[3]
Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :
a. Strenght (S), Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
b. Weaknesses (W), Yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
c. Opportunity (O), Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
d. Threats (T), Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.


B.     Manfaat Analisis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Adapun manfaat yang akan didapatkan dengan adanya analisis SWOT, berikut ini beberapa diantaranya:
1.      Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa akan datang. Dengan adanya analisa ini, maka diharapkan perusahaan akan mampu memilih kebijakan dan rencana terbaik untuk perkembangan bisnis di masa akan datang.
2.      Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah perusahaan. Analisa SWOT akan membantu perusahaan dalam memikirkan berbagai upaya evaluasi kebijakan yang dirasa merugikan dan mana yang menguntungkan. Menetapkan berbagai rancangan terbaru sebagai solusi berbagai masalah yang ditemukan melalui evaluasi analisa SWOT tersebut.
3.      Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan, selanjutnya melalui informasi yang ada tersebut akan menjadi pedoman bagi pemilik perusahaan maupun perancang kebijakan untuk melakukan berbagai kebijakan baru sebagai solusi atas hasil analisa yang sudah ada.
4.      Memberikan tantangan ide-ide baru bagi pihak manajemen perusahaan. Adanya berbagai permasalahan seperti kelemahan, peluang serta kekuatan yang kecil ataupun ancaman dari pihak luar akan mendorong bagian dari manajemen perusahan untuk menemukan berbagai ide kebijakan yang lebih fresh dan akan lebih efektif menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada.
Dari sudut ekonomi manfaat secara umum analisis SWOT dalam mendukung manajemen pengambilan keputusan, yaitu :
1.              Mampu memberikan gambaran organisasi dari empat sudut dimensi, yaitu kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan kelemahan. Sehingga pengambil keputusan bisa melihat dari empat dimensi ini secara lebih kemprehensif.
2.              Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuat rencana keputusan jangka panjang.
3.              Mampu memberikan pemahaman kepada stakeholders yang berkeinginan menaruh simpati bahkan bergabung dengan perusahaan dalam suatu ikatan kerjasama yang saling menguntungkan.
4.              Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam melihat progress report dari setiap keputusan yang telah dibuat selama ini.















Analisis SWOT merupakan suatu analisis yang penting dalam suatu perusahaan, karena dengan adanya analisis SWOT dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Analisis SWOT terdiri dari 4 kata, antara lain strenght (s), yaitu analisis kekuatan, weaknesses (w), yaitu analisi kelemahan, opportunity (o), yaitu analisis peluang, dan threats (t), yaitu analisis ancaman.
Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Analisis SWOT sendiri bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda.

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami untuk mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari  Dosen yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia, jakarta: balai pustaka  Depdikbud, 1990
Pro LH kalimantan, BAPEDA PROLINK HRB, bahan pelatihan:pelatihan manajer pelatihan. (Denpasar, 1996
Freddy Rangkuti, analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, jakarta: PT. Gramedia pustaka utama, 2004



[1] Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia, (jakarta: balai pustaka  Depdikbud, 1990) hal 935
[2] Pro LH kalimantan, BAPEDA PROLINK HRB, bahan pelatihan:pelatihan manajer pelatihan, (Denpasar, 1996,td)
[3] Freddy Rangkuti, analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (jakarta: PT. Gramedia pustaka utama, 2004), hal 18

INVESTASI TANAH ATAU PROPERTI


BAB I

PENDAHULUAN

Banyak yang kita kenal dalam dunia investasi secara umum, seperti investasi pada bidang emas, deposito, saham, dan sebagainya. Jenis investasi ini dapt mengahsilkan keuntangan bagi mereka yang menanamkan uangnya pada investasi tersebut. Namun pada investasi ini memiliki resiko yang sangat besar, sehingga tak jarang mereka harus berpikir-pikir terlebih dahulu untuk berinvestasi yang resikonya kecil. Contohnya resiko yang besar pada saham atau emas yang dijual di bursa efek sewaktu-waktu dapat berubah dengan pola naik-turun. Sehingga dalam investasi ini membutuhkan kejelian dan melakukan pengecekan setiap saat agar dapat menghindari kerugian.
Alasan inilah yang membuat orang beralih investasi yang dirasa lebih aman, yaitu investasi properti, jenis- jenis properti juga banyak macamnya, baik berupa tanah, rumah, ruko, apartemen dan lain sebagainya. Masinng-masing jenis properti juga memiliki kekurang dan kelebihan

1.      Apa yang dimaksud dengan investasi properti atau tanah?
2.      Apa saja kelebihan dalan kekurangan dalam investasi properti atau tanah?
3.      Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi properti atau tanah?
4.      Bagaimana cara meminimalkan resiko investasi properti atau tanah?
5.      Apa saja jenis dari investasi properti atau tanah?
                                     
1.      Mengetahui dan memahami penjelasan investasi properti atau tanah
2.      Dapat dijadikan acuan bisnis dalam menginvestasikan uang dibidang properti khusunya.
3.      Dapat memilih investasi dengan benar dan tepat.


BAB II

A.    Pengertian Investasi Properti
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif
Properti berkaitan dengan lahan (tanah), hunian, jenis bangunan perkantoran dan jenis bangunan untuk perdagangan (komersial). Jadi bisnis properti dapat diartikan sebagai kegiatan pertukaran barang, jasa atau uang yang berkaitan dengan lahan, hunian, bangunan perkantoran dan bangunan komersial.[1]
Secara umum bisnis properti mempunyai tujuan antara lain:
1.      mencari keuntungan/profit.
2.      mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan 
3.      pertumbuhan perusahaan dan 
4.      tanggung jawab sosial.

Jenis-jenis investasi dalam properti atau tanah, antara lain:
Secara umum jenis investasi dibidang  properti dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, antara lain adalah lahan  (tanah), hunian (residensial), jenis bangunan perkantoran, serta jenis bangunan untuk perdagangan (komersial).[2]
a.       Jenis investasi lahan (tanah) terkait dengan jual beli lahan  (tanah) kosong yang diperjualbelikan atau lahan kosong beserta bangunan diatasnya atau berupa tanah kavling yang sudah matang siap bangun yang berada pada suatu lingkungan yang sudah dilengkapi dengan prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, drainase, listrik, air bersih dan telephon dimana setelah bangunan didirikan jaringan tersebut siap untuk dilakukan penyambungan ke rumah tersebut.
b.      Sedangkan jenis investasi hunian (residensial) adalah terkait dengan jual beli hunian atau rumah  yang sudah terbangun, dimana kondisi dari lingkungan yang disediakan lebih lengkap prasarana dan sarananya termasuk adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah ditetapkan dalam site plannya.
Investasi dibidang properti dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat terkait dengan tingginya kebutuhan akan hunian. Kebutuhan akan perumahan tidak hanya dikembangkan dalam tipe sederhana saja tetapi lebih dikembangkan pada tipe menengah dan mewah. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha besar dibidang properti memiliki pandangan terhadap kondisi perekonomian secara umum dalam kondisi semakin membaik, sehingga besarnya investasi dibidang ini memiliki pengaruh yang besar pula untuk mendorong bergairahnya  pengembangan bisnis properti dimasa mendatang. 
B.     Kelebihan dan Kekurangan Investasi Properti
Kelebihan investasi tanah atau properti, antara lain:
1.      Nilai properti cenderung naik dari waktu ke waktu, terutama bila sudah direnovasi.
2.      Bisa dipergunakan sebagai passive income, yaitu setelah membeli mungkin rumah dipergunakan sebagai kos-kosan.
3.      Properti bisa dipergunakan sebagai jaminan bila suatu ketika kondisi keuangan investor sedang di ujung tanduk.
4.      Rendah resiko, Meskipun dana yang diperlukan cukup besar untuk berinvestasi di sektor properti, tetapi memiliki resiko yang kecil. Investasi properti tidak memiliki resiko sebesar investasi dalam bentuk saham. Hal ini karena pergerakan nilai properti tidak sekencang saham. Apabila saham akan terus berpatokan dengan kondisi pasar dan mengalami nilai yang naik turun, sedangkan properti pergerakannya tetap stabil. Dengan begitu, investasi ini cocok bagi investor yang tidak ingin mendapatkan resiko yang terlalu tinggi.
5.      Memiliki nilai tambah, Properti akan memiliki nilai tambah yang cenderung besar. Nilai tambah ini dapat berasal dari pengembangan pembangunan, dimana properti dibangun di atas bidang tanah kosong kemudian dapat digunakan dan mendapatkan keuntungan yang berlipat. Misalnya, sebuah cafe dibangun di atas tanah kosong, tetapi memiliki letak yang strategis dengan akses fasilitas yang baik. Selain itu, bangunan juga dipercantik dengan arsitektur yang menarik. Dengan begitu, usaha yang dijalankan menggunakan properti tersebut akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Selain itu, dengan letak properti yang strategis, harga sewa juga akan berbeda dengan properti yang berada pinggir kota.
6.      Memiliki keuntungan yang meningkat dari tahun ke tahun, Properti akan memiliki nilai yang meningkat dari tahun ke tahun. Keuntungan tersebut seperti sewa atau kontrak. Setiap tahunnya harga sewa atau kontrak tersebut juga mengalami kenaikan karena kelangkaan lahan. Selain itu, untuk penjualannya sendiri, properti juga akan terus naik setiap tahunnya karena mengikuti perkembangan zaman dan nilai mata uang. Bukan hanya itu, investasi ini juga bisa menjadi salah satu aset ketika pensiun. Pengalokasian dana masa muda dengan cara berinvestasi properti sangat tepat untuk jangka panjang.
7.      Dapat dijadikan agunan.Bagi investor yang sudah berinvestasi properti bisa digunakan untuk pengajuan pinjaman atau agunan. Keuntungan dari investasi properti akan lebih mudah mendapatkan pinjaman. Melalui cara ini, investor bisa berinvestasi lagi pada properti yang lain. Lalu, untuk pengembalian hutang juga tidak perlu khawatir. Dengan keuntungan yang meningkat hasil yang didapatkan juga bisa balik modal. Hanya saja, perlu memperhitungkan dengan cermat antara jumlah pinjaman dengan keuntungan yang didapatkan setiap bulannya.
8.      Terlihat secara fisik, Apabila investasi deposito, emas, atau saham tidak terlihat bentuk fisiknya, maka investasi properti terlihat jelas. Dengan begitu, investasi di sektor properti sangat diminati oleh masyarakat.
9.      Investasi jangka panjang, Investasi properti memiliki peluang untuk mengalokasikan dana jangka panjang dibandingkan dengan investasi deposito atau emas. Selain itu, sifat properti juga mampu bertahan lama, tetapi tidak mengurangi harga. Kapitalisasi harga jual dan harga beli juga tergolong menguntungkan, sehingga meskipun untuk jangka panjang, keuntungan tetap besar.
10. Sebagai pendapatan tetap, Bagi investor yang menginginkan pendapatan tetap, properti bisa mendatangkan keuntungan dengan harga yang tetap. Misalnya, investor bisa menyewakan propertinya dengan harga sewa tertentu. Pembayaran sewa tersebut akan menjadi pendapatan tetap sampai waktu sewa berakhir atau penyewa berhenti. Selain itu, harga sewa juga dapat bertambah dari tahun ke tahun.
11. Proteksi terhadap inflasi, Perekonomian negara selalu tidak stabil. Naik turunnya nilai mata uang menyebabkan laju lalu lintas juga mengalami penghambatan. Banyak investor yang tidak menginvestasi dananya karena keuntungan juga tidak pasti. Dengan investasi properti, investor tidak memiliki masalah meskipun terjadi inflasi. Nilai properti tidak akan berpengaruh meskipun nilai mata uang mengalami naik turun. Bagi investor yang tidak ingin memiliki resiko ketika terjadi inflasi yang terus menerus, maka investasi properti sangat cocok.
12. Harga properti lebih stabil, Investasi properti tidak berpengaruh pada masalah perekonomian negara. Apabila investasi saham akan terpengaruh dengan perubahan ekonomi sekecil apapun, sedangkan properti tidak akan terpengaruh. Harga properti akan tetap stabil meski perekonomian negara naik turun. Dengan begitu, investor tidak perlu takut kehilangan uangnya ketika perekonomian negara memburuk.
13. Kebanggaan kepemilikan, Sifat properti yang terlihat secara fisik membuat investor memiliki nama pada properti tersebut. Dengan begitu, investasi properti mampu membanggakan kepemilikan investor. Apalagi jika investor sudah memiliki jabatan dan nama yang dikenal di masyarakat, maka investasi properti akan mendapatkan jalan yang mudah.
14. Tidak memerlukan keahlian yang tinggi, Ketika memilih berinvestasi di bidang properti, investor tidak memerlukan keahlian yang tinggi seperti saham. Hanya dengan memiliki modal dan memilih jenis properti seperti apa, investor sudah bisa menanamkan modalnya. Dengan begitu, investor tidak perlu menyusun berbagai strategi dan keahlian dalam mengelola investasi tersebut.
15. Modal utama kecil, Investasi di sektor properti tidak membutuhkan uang muka yang besar pada awal investasi. Meskipun uang muka kecil dan adanya pembayaran setiap bulannya, tetapi keuntungan yang akan didapatkannya jauh lebih besar. Jadi, untuk para investor yang ingin menanamkan modalnya di sektor bidang properti tidak perlu khawatir.
16. Pangsa pasar luas, Bisnis properti di jaman sekarang ini memiliki peluang yang besar mengingat masyarakat terus bertambah dari tahun ke tahun. Properti tentu saja banyak dicari terutama ketika terjadi urbanisasi. Selain itu, meluasnya pasar membuat jenis properti juga semakin beragam, mulai dari harga yang rendah sampai tinggi. Investasi properti tentu saja memiliki peluang besar ketika arus globalisasi berkembang pesat seperti sekarang ini.

Kekurangan investasi tanah atau properti
1.      Bila investor membeli properti secara kredit, maka bisa jadi biaya cicilan bila ditotal jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan membeli secara tunai.
2.      Untuk membeli secara tunai dibutuhkan modal yang sangat besar, terlebih bila properti berada pada lokasi yang strategis.
3.      Bisa juga membeli properti dengan harga terjangkau yang tidak terlalu mahal, namun lokasinya biasanya sangat jauh dari mana-mana dan malah menyulikan investor bila ingin menjualnya lagi.
4.      Bila ternyata bahan-bahan dalam pembuatan properti tersebut kurang bagus, maka investor harus mengeluarkan biaya lagi untuk merenovasi.
5.      Bila investor tidak sanggup membayar cicilan yang itu artinya properti disita, maka uang yang sudah terlanjur dibayarkan tidak akan kembali lagi.
6.      Likuiditasnya rendah, dalam arti bila investor membutuhkan dana segar dan cepat, investor tak bisa langsung mendapatkan uang dari hasil penjualan properti karenauntuk mencari pembelinya bukanlah hal yang mudah sekalipun properti tersebut berada pada lokasi yang strategis.[3]
7.      Gelembung Properti. dikenal juga dengan istilah property bubble. Hal ini ditandai dengan melonjaknya harga perumahan akibat meningkatnya permintaan dan spekulasi.Ibarat balon udara yang terus membesar, permintaan akan mandeg dan kelebihan pasokan akan membuat harga properti menurun. Kayak yang terjadi di Amerika Serikat pada medio 2006, yang menyebabkan resesi ekonomi dan berimbas pada perekonomian global. 
8.      Biaya Perawatan dan Asuransi, Properti juga perlu dirawat buat menjaga nilai investasinya. Rumah yang terawat tentu bakal menarik minat pembeli dan mendongkrak harga jualnya.Kita juga harus merogoh kocek buat membeli asuransi agar properti terlindung dari ancaman kebakaran atau bencana alam. Kalau properti nggak diasuransikan bisa-bisa malah menuai kerugian.
9.      Modal Besar, Nggak bisa dimungkiri, investasi properti termasuk investasi padat modal alias memakan modal besar. Maka diperlukan persiapan matang sebelum terjun ke bisnis properti supaya keuangan nggak tergerus.
10. Lokasi, Pemilihan lokasi yang strategis sangat krusial dalam bisnis properti. Kalau lokasi tergolong jauh dan kurang strategis, bisa saja kita bakal mengalami kesulitan dalam memasarkan produk properti tersebut.  Sebelum mulai menginvestasikan uang tentu kita harus mempelajari dulu lokasi saat ini dan proyeksi dalam beberapa tahun ke depan.
11. Kualitas Menurun, Ini berhubungan dengan poin kedua. Layaknya barang buatan manusia, kualitasnya pasti bakal menurun seiring waktu.Investasi properti menuntut pengawasan terhadap kualitas material. Kalau sedari awal material bangunan yang digunakan nggak memenuhi standar yang layak, nggak mustahil dalam jangka waktu beberapa tahun kerusakan terjadi di sana-sini.
12. Status Tanah dan Bangunan, Menginvestasikan modal besar pada properti yang masih dalam status sengketa itu fatal. Selain membuang waktu untuk mengurus lewat notaris dan pengadilan, modal yang digelontorkan bakal tambah membengkak.
13. Isu keterjangkauan investasi atau affordability investment merupakan hal yang harus diperhatikan sebagai sisi kelemahan investasi properti karena harga properti biasanya akan ditetapkan berdasarkan sifat pasar lokal. Sehingga pemilihan tempat untuk investasi properti pun juga turut menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan untuk menanamkan modal dalam investasi properti.
14. Biaya transaksi untuk investasi properti juga terkenal tinggi. Biaya ini biasanya mencakup pajak seperti PPH dan BPHTB. Besarnya pajak PPH adalah 5% yang dikenakan bagi penjual dan untuk BPHTB sebesar 5% dikenakan bagi pembeli.
15. Waktu yang diperlukan untuk membeli properti pun tidak terbilang singkat seperti jenis investasi lainnya. Hal ini dikarenakan pemilihan investasi properti harus mempertimbangkan banyak hal mengingat investasi properti merupakan tipe investasi yang high risk high return.
16. Meski harganya terbilang meningkat, tetapi hal ini tidak berlaku bagi kualitas properti itu sendiri. Setiap tahun, sebuah bangunan pasti akan mengalami penyusutan fungsi, misalnya dalam bentuk ketahanan dan kekokohan bangunan. Maka dari awal pembangunan properti ini harus sangat memperhitungkan pemakaian bahan baku, di samping harga atau modal awal.
17. Investasi properti merupakan investasi yang cukup rawan bila terjadi bencana alam atau kecelakaan yang disengaja. Risiko ini bisa mulai dari risiko ringan hingga risiko berat. Meski properti didaftarkan dalam asuransi, namun ada pengorbanan lain yang harus dilakukan yaitu waktu yang mungkin tidak sebentar sehingga pemilik modal harus mengkalkulasi kembali modal dan jangka waktu terkait dengan keuntungan yang seharusnya didapat.

C.     Pertimbangan Sebelum Berinvestasi Properti atau Tanah
1.      Membeli properti di lokasi strategis akan memberikan keuntungan dalam bentuk kenaikan harga atau capital gain yang cukup tinggi.
2.      Mengetahui rencana tata kota akan membantu investor properti dalam menentukan lokasi investasi yang dirasa strategis dan cocok bagi target pasar. Sesuaikan juga dengan geografi masyarakat yang ada di sekitar calon lokasi.
3.      Pertumbuhan kota merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap pembangunan investasi properti karena dengan pertumbuhan kota atau daerah yang tinggi bisa menjadi faktor yang melipat gandakan keuntungan investasi.
4.      Setiap berita merupakan hal yang bisa menjadi faktor pertimbangan investasi. Dalam kaitannya dengan investasi properti, investor harus memiliki pengetahuan luas terkait dengan hal-hal yang akan mempengaruhi investasi properti seperti infrastruktur, fasilitas sosial, pembukaan kampus maupun rumah sakit baru, dan lain-lain.
5.      Membeli properti yang masih dalam tahap penawaran akan memberikan investor harga yang lebih rendah daripada properti yang sudah selesai dibangun.

D.    Tips Meminimalkan Resiko Investasi Di Properti
Untukmeminimalisirterjadinyaresikodalampropertiharuslahmemiliki tips-tips tertentu, berikutini tips untukmeminimalisirresikodalambidangproperti, antara lain:
1.      Perhatikan Lokasi, Nilai atau harga tanah di berbagai daerah sangatlah bervariasi. DI setiap tempat terdapat perbedaan. Demikian juga dengan percepatan kenaikan harganya. Tanah di kota tidak sama dengan di desa. Tanah di pusat kota, walaupun di “gang senggol”, tidak sama dengan tanah di pinggiran kota.Tanah di kawasan industri tentu juga tidak memiliki harga yang sama dengan tanah di wilayah perumahan, dan lain sebagainya. Harga tanah yang paling cepat naik tentunya berada di wilayah pusat bisnis karena banyak peminatnya sehingga relatif mudah diperjualbelikan atau likuid. Karena itu harganya lebih mahal.
2.      Membeli Tanah Yang Bebas Sengketa, Jangan pernah membeli tanah yang statusnya belum jelas atau memiliki status masih dijaminkan kepada pihak lain (misalnya bank). Atau tanah masih dalam perkara sengketa di pengadilan karena beberapa kasus dan lainnya. Sebaiknya, memang tanah berisiko tidak dibeli karena resiko terjadinya sengketa di kemudian hari sangat besar.
3.      Memastikan Dokumen Atau Surat-Surat Tanah Lengkap, Kelengakapan dan keabsahan dokumen tanah merupakan hal yang vital. Seperti sertifikat tanah (SHM atau SHGB), IMB, kalau ada bangunannya mintalah kopian cetak biru bangunannya (blue print-nya), juga SPPT PBB tahun terakhir.Dan jangan menjadi pembeli yang terlalu malas atau terlalu percaya kepada penjual. Usahakan untuk tetap memeriksa data-data pada dokumen tanah dan mencocokanya dengan kenyataan fisik (luas tanah, lokasi, masa berlaku, dll).
4.      Asumsi Return Hasil Investasi, Investasi properti yang baik adalah yag bisa memberikan penghasilan maksimal, baik berupa pendapatan tetap (dari uang sewa) maupun potensi kenaikan harganya (selisih harga jual beli). Hitunglah berapa asumsi return hasil investasi yang bisa didapatkan dari kenaikan harga tanah di daerah tersebut.
5.      Perhitungan Biaya Dengan Cermat, Return hasil investasi akan berkurang karena biaya-biaya, misalnya biaya pembelian tanahnya, PBB tahunan, renovasi atau perawatan, listrik, telepon, kebersihan, dan lainnya. Temukan cara legal agar kita dapat menekan jumlah-jumlah biaya tersebut secara maksimal.

E.     Jenis Investasi Properti yang dapat Digunakan oleh Individu
1.      Investasi Tanah.
Membeli tanah dengan tujuan investasi terbilang mudah, yang terpenting  memeriksa dengan teliti legalitas tanah tersebut. Nama pemilik tanah harus sesuai dengan yang tertera pada sertifikat. Pastikan pula ukuran tanah sesuai dengan sertifikat dan pastikan di mana batas-batasnya.Jika ingin harga tanah naik dengan cepat, pilih lokasi yang strategis. Investasi tanah kosong memiliki beberapa keuntungan antara lain biaya perawatan yang minim. Keuntungan bisa didapat secara maksimal jika menjualnya untuk jangka panjang, misalnya lima tahun ke depan.
Apabila menyewakan tanah kosong, umumnya yield-nya tidak terlalu besar yaitu hanya 0,5% – 2% per tahun. Yield maksudnya adalah keuntungan yang diperoleh dari nilai sewa per tahun dibandingkan dengan harga properti.Kekurangan lainnya adalah ketika ukuran tanahmu terlalu luas, akan sulit menjualnya. Kecuali menjual dalam bentuk tanah kavling. Menjual tanah kavling kerap lebih mudah ketimbang menjual tanah yang berukuran sangat luas.
2.      Menyewakan rumah.
Apabila menyewakan rumah dapat mendapatkan yield 3% – 5% per tahun atau lebih tinggi dari itu dengan menyewakan rumah. Mengingat rumah adalah kebutuhan pokok, maka tak usah khawatir akan sepinya peminat. Namun, tetap harus memperhatikan baik-baik terkait lokasi.Jika ingin mendapatkan hasil yang baik, pilihlah lokasi yang strategis misalnya dekat keramaian, perkantoran, atau pabrik. Sama dengan tanah, juga bisa mendapatkan keuntungan dengan menjualnya untuk jangka panjang.Namun, berbeda dengan tanah yang biaya perawatannya minim, investasi rumah memerlukan biaya perawatan lebih besar.
3.      Bisnis indekos
Apabila tergiur dengan hasil yang lebih tinggi, pilihlah bisnis indekos dibandingkan rumah sewa. Bisnis ini berpotensi mengantongi yield di kisaran 5% – 7% per tahun. Keunggulan bisnis indekos adalah juga berpeluang mendulang untung dari usaha tambahan misalnya catering dan laundry. Ingat, pilih lokasi dekat perkantoran atau kampus agar bisnis indekos lebih lancar.
4.      Investasi apartemen dan kondominium.
Kebutuhan akan hunian vertikal meningkat seiring dengan semakin terbatasnya lahan. Investasi pada hunian vertikal pun menjanjikan. Investasi apartemen dan kondominium berpotensi menorehkan yield 7% – 12% per tahun. Kekurangannya, memilih apartemen atau kondominium untuk investasi properti harus lebih teliti. Jika salah pilih apartemen atau kondominium maka akan sulit mendapatkan hasil maksimal. Misalnya lokasi yang kurang strategis, atau harus berurusan dengan pengembang maupun manajemen gedung yang kurang baik.
5.      Investasi ruko, kios, dan toko.
Seperti halnya investasi properti jenis lainnya, investasi ruko, kios, dan toko sangat bergantung pada lokasi. Akan semakin mudah menemukan penyewa jika lokasinya strategis. Jika salah pilih lokasi, maka akan terancam sulit mendapatkan penyewa dan juga sulit untuk menjualnya kembali. Yield untuk roko berkisar 6% – 9% per tahun. Sementara investasi kios/toko menjanjikan yield 5% – 10% per tahun. 



























Investasi properti merupakan investasi jangka pajang dan dikategorikan sebagai aset tidak lancar, jenis investasi properti ini yaitu tanah, bangunan, ruko, apartemen, dan lain sebagainya.
Adapun kelebihan dari investasi ini adalah Nilai properti cenderung naik dari waktu ke waktu, terutama bila sudah direnovasi, Bisa dipergunakan sebagai passive income, yaitu setelah membeli mungkin rumah dipergunakan sebagai kos-kosan, Properti bisa dipergunakan sebagai jaminan bila suatu ketika kondisi keuangan investor sedang di ujung tanduk.
Sedangkan kekurangannya adalah apabila investor membeli properti secara kredit, maka bisa jadi biaya cicilan bila ditotal jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan membeli secara tunai, Untuk membeli secara tunai dibutuhkan modal yang sangat besar, terlebih bila properti berada pada lokasi yang strategis.
Cara meminimalkan resiko investasi properti antara lain, memperhatikan lokasi, membeli tanah yang bebas sengketa, memastikan dokumen atau surat-surat tanah lengkap,  asumsi return hasil investasi, perhitungan biaya dengan cermat
.
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami untuk mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa dipahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari  Dosen yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Anoraga, Pandji (2005),  Pengantar Bisnis Pengelolaan  Bisnis dalam Era Globalisasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Ariefiansyah, Miyosi. 2011. Jago Investasi. Jakarta: Laskar Aksara
Marlina, Endy dan Sastra M., Suparno (2005),  Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, CV Andi Offset, Yogyakarta.


[1]Anoraga, Pandji (2005),  Pengantar Bisnis Pengelolaan  Bisnis dalam Era Globalisasi, Rineka Cipta, Jakarta.
[2]Marlina, Endy dan Sastra M., Suparno (2005),  Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, CV Andi Offset, Yogyakarta.
[3]Ariefiansyah, Miyosi. 2011. Jago Investasi. Jakarta: Laskar Aksara